(KPDT) menggiatkan program perdesaan sehat

(KPDT) menggiatkan program perdesaan sehat


RIMANEWS- Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) menggiatkan program perdesaan sehat guna meningkatkan kualitas kesehatan di seluruh daerah tertinggal yang ada di Indonesia.
"Visi perdesaan sehat ialah meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat daerah tertinggal agar setara dengan daerah lainnya," kata Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan KPDT, Hanibal Hamidi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Program perdesaan sehat, menurut Hanibal, bertujuan mewujudkan percepatan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan pada tahun 2025. Visi tersebut dijabarkan menjadi dua misi, yaitu percepatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar berdasar struktur kependudukan di wilayah perdesaan.
KPDT berharap terjadi peningkatan keberdayaaan masyarakat melalui pelibatan aktif masyarakat perdesaan dalam memperkuat pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas, katanya.
Ia menjelaskan laporan Bappenas mengenai hasil evaluasi paruh waktu RPJMN 2010-2014 menyebutkan bahwa beberapa indikator kesehatan menunjukkan status merah (sulit tercapai) pada akhir tahun 2014, seperti angka kematian ibu melahirkan (AKI), angka kematian bayi (AKB), angka kelahiran total serta jangkauan akses sumber air bersih.
Sementara hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 yang dikeluarkan oleh BKKBN menunjukkan angka kematian bayi mengalami penurunan dari 34 pada 2007 menjadi 32 tahun 2012, sedangkan AKI mengalami kenaikan dari 228 (SDKI 2007) menjadi 359 (SDKI 2012).
Data Bank Dunia pada 2012 menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia berada di bawah Vietnam maupun Myanmar, sedangkan angka kematian bayi di Indonesia berada di bawah Vietnam maupun Filipina.
"Kinerja pembangunan bidang kesehatan, terkait dengan indikator AKI dan AKB, jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia akan disaingi oleh Timor Leste yang notabene merupakan negara baru," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Hanibal, kebijakan pembangunan perdesaan sehat diarahkan pada penajaman pilihan prioritas intervensi pembangunan dan berfungsinya lima determinan faktor kualitas kesehatan yang disebut dengan lima pilar perdesaan sehat, yaitu dokter puskesmas bagi setiap puskesmas, bidan desa bagi setiap desa, air bersih dan sanitasi bagi setiap rumah tangga, serta gizi seimbang terutama bagi ibu hamil, menyusui dan balita di seluruh perdesaan di daerah tertinggal.
Perdesaan sehat bermitra dengan perguruan tinggi dalam menghasilkan rumusan kebijakan pembangunan perdesaan sehat berdasarkan karakteristik wilayah. Mitra perdesaan sehat dari perguruan tinggi adalah Universitas Andalas, Universitas Airlangga, Universitas Mataram, Universitas Tanjungpura, Universitas Hassanudin, Universitas Pattimura serta Universitas Cenderawasih.
Hanibal pada pekan lalu juga memberikan kuliah umum di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hassanudin (Unhas). Kuliah umum tersebut sebagai sarana sosialisasi kebijakan pembangunan perdesaan sehat kepada dunia akademis dalam meningkatkan peran serta dan komitmen mewujudkan peningkatan percepatan pembangunan kesehatan di daerah tertinggal.